Menstimulasi otot bayi

Ada bacaan menarik dari Harian Republika hari Ahad 8 Maret 2009 pada bagian keluarga yaitu benar salah menstimulasi otot bayi. Seperti tepatkah penggunaan baby walker saat bayi berusia 6 bulan. Tulisan ini dirangkum untuk digunakan sebagai ingatan tentang kesehatan tumbuh kembang anak.

Pertumbuhan bayi merupakan fase-fase yang sangat diperhatikan oleh orang tuanya. Secara teori menurut Prof Dr Kusnadi Rusmil SpA(K) dari RS Hasan Sadikin Bandung, perkembangan bayi dikatakan normal apabila aspek motorik kasar, motorik halus, bahasa, kognitif dan sosialisasi berjalan dengan baik. Apabila tidak berjalan sesuai teori maka para orang tua perlu mewaspadainya. Salah satu aspek yang bisa langsung diamati perkembangannya adalah aspek motorik. Motorik kasar yang berfungsi untuk memindahkan batang tubuh atau bagian dari aktivitas motor yang melibatkan keterampilan otot-otot besar. Misalnya kemampuan anak untuk tengkurap, duduk dan berdiri. Motorik halus adalah koordinasi otot-otot kecil seperti kemampuan mengambil sesuatu yang membutuhkan kkordinasi antara tangan dan mata.

Keadaan beresiko yang mempengaruhi perkembangan otot bayi :

  • Bayi waktu lahir terlambat menangis menandai kurangnya oksigen sehingga bisa berpengaruh pada kerusakan otak yang selanjutnya mempengaruhi perkembangan bayi
  • Bayi lahir dengan berat bada rendah atau mengalami kesakitan berulang setelah lahir sehingga kekurangan nutrisi.

Peran orang tua adalah mengoptimalisasi tumbuh kembang bayi dengan cara mengajak bermain dan mengobrol setidaknya 30 menit sehari pada saat bayi sedang ingin bermain. Misalnya seperti menengkurapkan bayi lalu memberikan bola didepannya untuk bermain. Apabila anak menggerakkan tangan dan menggelengkan kepala kanan kiri maka anak tersebut memiliki perkembangan otot sebagai dasar dan persiapan untuk menegakkan kepala, tengkurap sendiri, duduk, berdiri dan berjalan.

Narasumber lain dari FK UI yaitu Dr Hardiono bicara tentang aspek motorik ada istilah kekenyalan otot atau tonus. Bayi yang terlalu kaku disebut hipertonia sedangkan bayi terlalu lemas disebut hipotomia. Orang tua dapat menguji dengan saat bayi telentang dapat menggerakkan tangan dan kakinya secara aktif. Bayi hipotonia lengan dan tungkai terjulur lemas sedangkan bayi hipertonia terlihat seperti kayu dengan posisi tungkai saling menyilang.

PETUNJUK MASALAH PERKEMBANGAN OTOT BAYI

UMUR

DETEKSI MASALAH

2 bulan
  • Saat bermain dalam posisi telentang tidak menggerakkan tangan atau kakinya
  • Dalam posisi telentang tidak mengikuti atau tidak fokus terhadap wajah ibunya.
4 bulan
  • Bila kepalanya disandarkan ke bahu saat digendong, bayi tidak dapat menegakkan kepala sampai tegak
  • Pada saat tengkurap, bayi belum dapat mengangkat kepalanya, mempertahankan posisi kepala di tengah, dan menyatukan kedua tangannya
  • Telapak tangan masih menggenggap kuat, jarang membuka kaki atau tungkai terasa kaku
  • Matanya juling atau sulit mengikuti gerakan benda
  • Matanya terus bergerak ke kiri dan kanan tanpa bisa fokus pada benda
6 bulan
  • Tidak meraih dan mengambil mainan
  • Bila didirikan, tungkai melipat lemas seperti boneka atau sebaliknya kaku seperti kayu
  • Belum dapat duduk dengan bantuan
  • Kepala belum tegak saat tengkurap
9 bulan
  • Belum duduk dengan tangan bebas
  • Belum tengkurap sendiri
  • Belum memindahkan mainan dari kanak ke kiri atau sebaliknya
12 bulan
  • Tidak dapat berpegangan
  • Tidak membenturkan dua benda yang dipegangnya
15 bulan
  • Belum dapat berjongkok dari posisi berdiri
  • Belum berjalan sambil di titah satu tangan
18 bulan
  • Belum berjalan lepas.

Sumber tabel dari Dr. Hardiono Pusponegoro ApA(K) dari divisi Neurologi Departemen Kesehatan Anak FKUI yang di harian Republika Ahad 8 Maret 2009

Review dengan guru

Apa yang sudah bapak dan ibu guru lakukan pasca pelatihan bulan Januari 2008 lalu? Apakah RKTLnya sudah ditindak lanjuti?

Sudah Mbak, terutama tentang pembiasaaan dengan anak-anak disekolah sudah saya lakukan. Saya juga sudah sosialisasi kepada guru-guru yang lain saat istirahat.  Dengan anak-anak kalau pelajaran olah raga ya saya selipkan pelajaran cara cucitangan, saya ingatkan supaya jangan lupa mandi sebelum sekolah, jangan lupa gosok gigi dan bajunya disetrika.  Cuma ya..susahnya hari ini diingatkan besok lagi sudah lupa tuh anak-anak…gimana caranya supaya anak-anak memperhatikan nasihan guru ya mbak… Anak-anak sekarang itu beda dengan jaman saya dulu.  Sekarang anak-anak lebih sering membantah.

Bagaimana tanggapan guru yang lain dengan cerita bapak atau ibu setelah mengikuti pelatihan tentang pendidikan kesehatan di sekolah?

Mendukung saja sih mbak, tapi mereka beranggapan bahwa tugas pendidikan kesehatan itu tugasnya guru UKS.  Jadi saya merasa jadi berat juga, kok semuanya dibebankan kepada guru UKS saja. Makanya buat saya dengan saya pergi ke pelatihan kayak kemarin saya merasa tugas saya jadi makin banyak.

Masalah kesehatan apa yang dialami di sekolah bapak atau ibu?

Masalah sampah mbak, sekolah itu sekarang jadi tempat sampah plastik. Soalnya anak-anak itu kalau begitu datang sekolah dan sampai pulang sekolah pasti jajan.  Makanan yang disukai mereka adalah makanan yang ada kemasan plastik itu mbak, yang seperti chiki-chikinan.  Belum lagi sampah sunduk cilok. Waduh susah saya untuk melarang anak jajan apalagi melarang penjualnya tidak jualan di sekolah.  Salah satu dari penjualnya kan wali murid mbak.  selain itu berjualan kan hak hidup orang mbak untuk bermata pencaharian. 

-fs.doc